Suarayasmina.com | Nabi Muhammad Saw adalah teladan di semua bidang kehidupan. Tutur kata, ekspresi, dan semua tindakannya menjadi rujukan bagi umatnya yang menginginkan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.

Tak terkecuali dalam kehidupan berumah tangga. Rumah tangga nabi adalah rumah tangga penuh cahaya yang memancarkan inspirasi dan sinar keteladanan.

Buku berjudul Bilik-bilik Cinta Muhammad Saw: Kisah Sehari-hari Rumah Tangga Nabi karya Dr. Nizar Abadzah yang diterbitkan Pustaka Zaman (Jakarta) ini mengungkap secara cukup mendalam potret rumah tangga nabi, ikhwal bagaimana akhlak Nabi Muhammad berinteraksi dengan para penghuni rumah di mana beliau tinggal.

Tidak hanya interaksi dengan para istrinya saja, buku ini juga mengungkap interaksi nabi dengan putri-putrinya, cucu-cucunya, anak-anak tirinya, dan anak-anak yang lain. Juga interaksi nabi dengan kerabat dan para tamunya serta dengan budak dan pelayannya.

Rumah tangga nabi sendiri tidak terbentuk di atas kemewahan. Semua serba sederhana. Makanan seadanya. Kamar, pakaian, dan alas tidur serba bersahaja

Bilik tinggal istri beliau di pinggiran masjid. Semua ada sembilan; empat di antaranya berfondasikan batu bata, sisanya berfondasikan batu gunung yang ditata. Atapnya yang terbawah terbuat dari lembaran pelepah kurma dengan ujung yang tidak rata dan terjangkau tangan orang yang berdiri di bawahnya.

Namun keserbasederhanaan itu tidak mengurangi kebahagiaan yang terpancar dari jiwa-jiwa para penghuninya. Rahasianya adalah cinta. Di atas fondasi cinta inilah rumah tangga nabi berdiri.

Cinta yang memenuhi hati seluruh istrinya tanpa terkecuali. Bukan hanya cinta seorang nabi, tapi cinta sebagai seorang suami yang sangat berkesan. Suami yang ketika di rumah memberi keteduhan dan ketika pergi menyisakan rindu dan sedih di hati.

Tak hanya menjadi penerang jiwa bagi para penghuninya, rumah tangga nabi juga menjadi sumber inspirasi bagi siapapun yang berkunjung. Rumah nabi adalah sumber aneka adab dan sopan santun bagi kaum Muslim. Dari sana mereka belajar sikap dan perangai halus saat berkunjung dan memasuki rumah beliau.

Dari rumah nabi, para sahabat belajar tata krama bertamu, menjaga kehormatan diri dan keluarga, adab makan, tidur, bercanda, dan sebagainya.

Dengan etika menyeluruh seperti itu, kehidupan keluarga nabi berjalan mulus. Tak ada ketegangan antara nabi dan semua istri beliau.

Mereka memperlakukan nabi secara manusiawi dalam segala hal. Ini menandakan bahwa nabi adalah seorang manusia. Kecuali saat nabi menghadapi turunnya wahyu. Dalam situasi itu, beliau benar-benar menyatukan diri.

Nabi Muhammad juga melakukan loncatan besar dalam sejarah masyarakat Arab ketika itu. Beliau mengubah pola hidup yang dijalani laki-laki jahiliah. Di rumah, kalau tidak sedang melepas lelah, beliau biasanya melakukan ibadah, salat, zikir, atau berdoa kepada Allah. Atau, melakukan tugas-tugas rumah tangga yang lain.

Ketika ditanya aktivitas nabi di rumah, Aisyah menjawab, “Beliau melayani keluarga, menjahit baju, mengesol sandal, memerah susu, mengerjakan keperluan sendiri, dan menambal timba. Begitu tiba salat, beliau lalu salat.”

Buku karya Dr. Nizar Abazhah ini berhasil memotret rumah tangga nabi dengan segenap kisah-kisahnya yang sangat indah. Dituturkan dengan bahasa yang cakap, mengalir, dengan diksi yang memikat, sehingga pembaca akan terhanyut ketika membacanya.

Membaca buku ini, pembaca seperti dibawa berkunjung ke rumah nabi, menyusuri bilik demi bilik kamarnya dengan segenap penghuninya, lalu melihat dengan mata kepala sendiri serta meresapi dengan jiwa akhlak mereka dan tata pergaulan nabi dengan mereka.

Sebuah buku yang sangat menarik dan sangat direkomendasikan dibaca oleh siapapun, baik yang sudah berumah tangga maupun yang baru akan berumah tangga.

Di dalamnya kaya semburat inspirasi dan sinar keteladanan yang sangat indah dari kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad Saw, sebagai bekal menggapai rumah tangga bahagia, sakinah mawaddah warahmah. (bma)

Facebook Comments Box

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.